PERENCANAAN
PEMBUATAN MEDIA DARI BAHAN BEKAS
Media
dan alat peraga merupakan kelengkapan yang penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di taman kanak-kanak. Alat peraga yang dimaksud adalah semua benda
dan alat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak , yang dipergunakan
untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, bermain,
dan bekerja disekolah agar berlangsung dengan teratur, efektif, dan efisien
sehingga tujuan pendidikan TK dapat tercapai.
Alat peraga/ bermain tidak dapat
dipisahkan dari kebutuhan anak karena ketika bermain dengan alat tersebut anak
akan mendapat masukan pengetahuan untuk ingat, membantu memahami konsep-konsep
secara alamiah tanpa dipaksakan. Anak belajar dan menyerap apa saja yang
ditemukan dilingkungannya. Alat peraga atau bermain merupakan bahan pokok bagi
anak untuk mengembangkan diri menyangkut seluruh aspek kehidupan.
Proses belajar mengajar tidak akan
berhasil optimal bila suatu sekolah tidak menyediakan sarana yang memadai jika
diingat bahwa anak belajar dengan menggunakan panca inderanya. Untuk belajar
yang bermakna siswa perlu alat peraga edukatif maupun alat permainan edukatif
untuk membantu memaksimalkan eksplorasi, penemuan, penciptaan, perkembangan
daya pikir sehingga apabila tidak tersedia alat bantu tersebut, gurulah yang
harus mengupayakannya dengan cara memanfaatkan lingkungan termasuk bahan
sisa/sampah sebagai APE (Alat peraga /permainan edukatif).
Sebagai
guru anak usia dini hendaknya dapat menciptakan media yang menunjang bagi
pembelajaran anak. Guru dapat memanfaat bahan –bahan yang tidak terpakai lagi
untuk diubah menjadi sebuah media yang dapat mengembangkan seluruh aspek-aspek
perkembangan anak. Dalam hal ini kreativitas dari seorang guru sangat
diperlukan.
Oleh
sebab itu penulis mencoba merancang sebuah alat yang terbuat dari bahan-bahan
yang tidak terpakai lagi untuk dibuat menjadi sebuah media yang dapat
bermanfaat bagi anak. Dalam pembuatan media dari bahan bekas ini tentunya
dengan memperhatikan prinsip-prnsip dan penggunaan media dan ketersediaan bahan
yang memanfaatkan bahan dari gabus bekas dan bahan lainnya yang sudah tidak
terpakai untuk dimanfaatkn kembali. Media ini saya beri nama “ PUZZLE METAMARFOSIS
KUPU-KUPU”
Berikut
akan diuraikan nama media, fungsi, bahan dan alat, cara pembuatan,
langkah-langkah penggunaan, serta aspek-aspek yang dikembangkan dari media
tersebut.
A.
NAMA
MEDIA : PUZZLE METAMARFOSIS KUPU
Gambar: Puzzle Metamarfosisi
Kupu-Kupu
Media
ini di beri nama Puzzle metamarfosis karena puzzle ini mengenalkan tahap-tahap
metamarfosis pada hewan, yang secara khusus mengenalkan metamarfosis( perubahan
bentuk) kupu-kupu mulai dari telur, ulat, kepompong hingga menjadi kupu. Puzzle
ini terdiri dari 8 kepingan dengan bentuk yang berlainan yaitu tediri dari 3
lapisan gabus bekas dengan pola gambar yang berbeda. Pada bagian alas gabus
terdapat gambar telur, lapisan gabus pertama membentuk kepingan ulat, lapisan
gabus kedua membentuk kepingan kepompong, dan lapisan gabus ke tiga membentuk
kepingan kupu-kupu. Karena puzzle ini mengenalkan bentuk metamarfosis pada
hewan, sehingga puzzle ini dinamakan puzzle metamarfosis.
B.
FUNGSI
MEDIA
Adapun fungsi dari media ini antara
lain:
Ø Mengenalkan
bentuk-bentuk yang tidak beraturan
Ø Melatih
analisis sintesis atau menguraikan dan menyatukan kembali pada bentuk semula.
Ø Melatih
motorik halus anak
Ø Melatih
anak untuk mengenal warna
Ø Mengenalkan
pada anak perubahan bentuk (metamarfosis) pada kupu-kupu
C.
ALAT
DAN BAHAN
·
Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam pembuatan media ini antara lain:
Ø Pisau
Cutter dan double tip
Ø Cat
air warna merah, biru, kuning, hitam, hijau tua, hijau muda, coklat, dll (warna
disesuaikan dengan warna yang ingin dikenalkan pada anak.
Ø Pensil
Ø Penggaris
·
Bahan
Media
ini dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan benda-benda
yang mudah didapat dari linkungan anak antara lain:
Ø Gabus
bekas
Ø Karton
bekas
Ø HVS
Ø Gambar
metamarfosis kupu-kupu
D.
CARA
PEMBUATAN MEDIA
Adapun
cara pembuatannya antara lain sebagai berikut:
·
Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan
misalnya: pisau cutter, cat air, gabus bekas, dan kardus bekas
·
Potong gabus bekas dengan menggunakan
pisau cutter dengan ukuran 30x30 cm sebanyak 3 buah.
·
Kemudian gunting karton dengan ukuran
yang sama yaitu 30x30 cm sebagai alas puzzle
·
Diatas karton tersebut lapisi dengan HVS
dan lukislah gambar telur, sebagai tahap pertama dalam metamrfosis kupu-kupu
·
Pada lapisan pertama (gabus 1) gambarlah
bentuk ulat, kemudian potonglah gambar sesuai dengan pola dengan menggunakan
cutter
·
Kemudian pada lapisan kedua (gabus 2)
gambarlah bentuk kepompong, dan potong sesuai dengan pola.
·
Pada lapisan ketiga (gabus 3), gambarlah
bentuk kupu-kupu, kemudin potong gambar dengan pisau cutter sesuai dengan pola
yang telah di buat
·
Selanjunya warnai pola-pola tadi seperti
potongan ulat, kepompong dan kupu-kupu dengan warna yang menarik menggunakan
cat air.
·
Warnai bagian gabus ketiga yang berada
di bagian luar gambar kupu-kupu.
·
Rekatkan karton (gambar telur) dengan
lapisan pertama (gambar ulat), selanjutnya lapisan gabus kedua (gambar
kepompong) dan lapisan gabus ketiga (kupu)
·
Puzzle kupu-kupu siap digunakan
F.
ASPEK-ASPEK
YANG DAPAT BERKEMBANG DARI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE METAMARFOSIS
KUPU-KUPU
a. Kognitif
Dengan
menggunakan media puzzle ini kognitif anak berkembang di mana anak dapat
mencocokkan bentuk sesuai dengan pola yang ada.melatih kemampuan analisis
sintesis yaitu menguraikan dan menyatukan kemabali kedalam bentuk semula. Anak
mampu menyatukan kepingan-kepingan puzzle tersebut sehingga menjadi bentuk yang
sesuai dengan gambar yaitu
mulai adari bentuk telur, ulat, kepompong dan kupu-kupu.
Selain itu anak mengenal warna dan menambah pengetahuannya tentang perubahan
bentuk pada hewan terutama pada kupu-kupu yang dikenal dengan metamarfosis.
b. Afektif
Ketika
anak berhasil menyusun puzzle dengan
benar maka anak akan merasa senang. Jiwa sosialnya akan berkembang ketika anak
menyusu puzzle secara bersama-sama dengan temannya seara berkelompok. Selain
itu anak terlatih untuk sabar dalam mencocokkan bentuk dengan pola yang sesuai.
c. psikomotor
motorik
halus pada anak akan berkembang ketika anak menggunakan jari-jari tangannya
untuk mencocokkan pola yang ada dengan bentuk yang sesuai.