الخميس، 10 يناير 2013

perencanaan pembuatan media dari bahan bekas


PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA DARI BAHAN BEKAS

Media dan alat peraga merupakan kelengkapan yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan di taman kanak-kanak. Alat peraga yang dimaksud adalah semua benda dan alat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak , yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, bermain, dan bekerja disekolah agar berlangsung dengan teratur, efektif, dan efisien sehingga tujuan pendidikan TK dapat tercapai.
            Alat peraga/ bermain tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak karena ketika bermain dengan alat tersebut anak akan mendapat masukan pengetahuan untuk ingat, membantu memahami konsep-konsep secara alamiah tanpa dipaksakan. Anak belajar dan menyerap apa saja yang ditemukan dilingkungannya. Alat peraga atau bermain merupakan bahan pokok bagi anak untuk mengembangkan diri menyangkut seluruh aspek kehidupan.
            Proses belajar mengajar tidak akan berhasil optimal bila suatu sekolah tidak menyediakan sarana yang memadai jika diingat bahwa anak belajar dengan menggunakan panca inderanya. Untuk belajar yang bermakna siswa perlu alat peraga edukatif maupun alat permainan edukatif untuk membantu memaksimalkan eksplorasi, penemuan, penciptaan, perkembangan daya pikir sehingga apabila tidak tersedia alat bantu tersebut, gurulah yang harus mengupayakannya dengan cara memanfaatkan lingkungan termasuk bahan sisa/sampah sebagai APE (Alat peraga /permainan edukatif).
Sebagai guru anak usia dini hendaknya dapat menciptakan media yang menunjang bagi pembelajaran anak. Guru dapat memanfaat bahan –bahan yang tidak terpakai lagi untuk diubah menjadi sebuah media yang dapat mengembangkan seluruh aspek-aspek perkembangan anak. Dalam hal ini kreativitas dari seorang guru sangat diperlukan.
Oleh sebab itu penulis mencoba merancang sebuah alat yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai lagi untuk dibuat menjadi sebuah media yang dapat bermanfaat bagi anak. Dalam pembuatan media dari bahan bekas ini tentunya dengan memperhatikan prinsip-prnsip dan penggunaan media dan ketersediaan bahan yang memanfaatkan bahan dari gabus bekas dan bahan lainnya yang sudah tidak terpakai untuk dimanfaatkn kembali. Media ini saya beri nama “ PUZZLE METAMARFOSIS KUPU-KUPU
Berikut akan diuraikan nama media, fungsi, bahan dan alat, cara pembuatan, langkah-langkah penggunaan, serta aspek-aspek yang dikembangkan dari media tersebut.

A.    NAMA MEDIA : PUZZLE METAMARFOSIS KUPU
Gambar: Puzzle Metamarfosisi Kupu-Kupu
Media ini di beri nama Puzzle metamarfosis karena puzzle ini mengenalkan tahap-tahap metamarfosis pada hewan, yang secara khusus mengenalkan metamarfosis( perubahan bentuk) kupu-kupu mulai dari telur, ulat, kepompong hingga menjadi kupu. Puzzle ini terdiri dari 8 kepingan dengan bentuk yang berlainan yaitu tediri dari 3 lapisan gabus bekas dengan pola gambar yang berbeda. Pada bagian alas gabus terdapat gambar telur, lapisan gabus pertama membentuk kepingan ulat, lapisan gabus kedua membentuk kepingan kepompong, dan lapisan gabus ke tiga membentuk kepingan kupu-kupu. Karena puzzle ini mengenalkan bentuk metamarfosis pada hewan, sehingga puzzle ini dinamakan puzzle metamarfosis.
B.     FUNGSI MEDIA
Adapun fungsi dari media ini antara lain:   
Ø  Mengenalkan bentuk-bentuk yang tidak beraturan
Ø  Melatih analisis sintesis atau menguraikan dan menyatukan kembali pada bentuk semula.
Ø  Melatih motorik halus anak
Ø  Melatih anak untuk mengenal warna
Ø  Mengenalkan pada anak perubahan bentuk (metamarfosis) pada kupu-kupu

C.    ALAT DAN BAHAN
·         Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan media ini antara lain:
Ø  Pisau Cutter dan double tip
Ø  Cat air warna merah, biru, kuning, hitam, hijau tua, hijau muda, coklat, dll (warna disesuaikan dengan warna yang ingin dikenalkan pada anak.
Ø  Pensil
Ø  Penggaris

·         Bahan
 
Media ini dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan benda-benda yang mudah didapat dari linkungan anak antara lain:
Ø  Gabus bekas
Ø  Karton bekas
Ø  HVS
Ø  Gambar metamarfosis kupu-kupu

D.    CARA PEMBUATAN MEDIA
Adapun cara pembuatannya antara lain sebagai berikut:
·         Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan misalnya: pisau cutter, cat air, gabus bekas, dan kardus bekas  
·         Potong gabus bekas dengan menggunakan pisau cutter dengan ukuran 30x30 cm sebanyak 3 buah.
·         Kemudian gunting karton dengan ukuran yang sama yaitu 30x30 cm sebagai alas puzzle

·         Diatas karton tersebut lapisi dengan HVS dan lukislah gambar telur, sebagai tahap pertama dalam metamrfosis kupu-kupu


·         Pada lapisan pertama (gabus 1) gambarlah bentuk ulat, kemudian potonglah gambar sesuai dengan pola dengan menggunakan cutter
  

·         Kemudian pada lapisan kedua (gabus 2) gambarlah bentuk kepompong, dan potong sesuai dengan pola.
    

·         Pada lapisan ketiga (gabus 3), gambarlah bentuk kupu-kupu, kemudin potong gambar dengan pisau cutter sesuai dengan pola yang telah di buat

    

·         Selanjunya warnai pola-pola tadi seperti potongan ulat, kepompong dan kupu-kupu dengan warna yang menarik menggunakan cat air.
          

·         Warnai bagian gabus ketiga yang berada di bagian luar gambar kupu-kupu.
·         Rekatkan karton (gambar telur) dengan lapisan pertama (gambar ulat), selanjutnya lapisan gabus kedua (gambar kepompong) dan lapisan gabus ketiga (kupu)


           

·         Puzzle kupu-kupu siap digunakan


F.     ASPEK-ASPEK YANG DAPAT BERKEMBANG DARI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE METAMARFOSIS KUPU-KUPU

a.       Kognitif
Dengan menggunakan media puzzle ini kognitif anak berkembang di mana anak dapat mencocokkan bentuk sesuai dengan pola yang ada.melatih kemampuan analisis sintesis yaitu menguraikan dan menyatukan kemabali kedalam bentuk semula. Anak mampu menyatukan kepingan-kepingan puzzle tersebut sehingga menjadi bentuk yang sesuai dengan gambar yaitu mulai adari bentuk telur, ulat, kepompong dan kupu-kupu. Selain itu anak mengenal warna dan menambah pengetahuannya tentang perubahan bentuk pada hewan terutama pada kupu-kupu yang dikenal dengan metamarfosis.

b.      Afektif
Ketika anak berhasil menyusun puzzle  dengan benar maka anak akan merasa senang. Jiwa sosialnya akan berkembang ketika anak menyusu puzzle secara bersama-sama dengan temannya seara berkelompok. Selain itu anak terlatih untuk sabar dalam mencocokkan bentuk dengan pola yang sesuai.

c.       psikomotor
motorik halus pada anak akan berkembang ketika anak menggunakan jari-jari tangannya untuk mencocokkan pola yang ada dengan bentuk yang sesuai.